Selasa, 03 November 2009

Shalat Dhuha

Shalat Dhuha ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada pagi hari ketika matahari naik, kira-kira 7 hasta, hingga sebelum waktu dzuhur, sedikitnya dikerjakan sebanyak dua rakaat hingga dua belas rakaat. Shalat ini lebih baik jika dikerjakan waktu panas/udara sedang terik.

Dari Zaid bin Arqam, bahwasanya: Nabi Muhammad s.a.w keluar menuju tempat Ahli Qubaa. Waktu itu mereka sedang mengerjakan shalat Dhuha. Sabda beliau, “inilah shalat orang-orang yang kembali kepada Allah, yakni pada saat anak-anak unta bangkit karena kepanasan waktu Dhuha.” (HR. Ahmad - Muslim)

Shalat Dhuha sangat banyak sekali manfaatnya, juga sangat besar fadhilahnya baik di dunia maupun di akhirat kelak. Hal ini lebih baik jika kita melakukannya secara terus menerus/langgeng. (Shalat Dhuha – Drs. Mohammad Anwar).

Dasar Hukum Shalat Dhuha

”Katakanlah, jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah Rasulullah...” (QS. Ali Imron: 31)

”Siapa orang melaksanakan sholat subuh secara berjamaah kemudian dia duduk berdzikir kepada Allah SWT hingga terbit matahari kemudia dia melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat maka dia mendapat pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna dan sempurna.”

Di hadits lain Rasulullah bersabda ketika menjelaskan bahwa sholat Dhuha menjadi penggugur dosa-dosa setiap hambanya.

Riwayat imam Tirmidzi, beliau bersabda ”siapa orang yang mendawamkan, membiasakan melaksanakan sholat Dhuha dua rakaat saja niscaya dosanya diampuni oleh Allah sekalipun dosanya sebanyak buih di lautan”

Rasulullah pernah bersabda pula dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, ”Nanti pada hari kiamat akan ada sebuah pintu yang disebut dengan pintu Dhuha. Pada saat itu malaikat akan berseru mana orang-orang yang semenjak di dunia mendawamkan membiasakan sholat Dhuha, inilah pintu kalian, silahkan masuk kedalam surga.”

Shalat Dhuha merupakan shalat sunnah muakkad. Yang artinya sunnah yang mendekati wajib. Sunnah yang teramat penting. Kalau sunnah muakkad ditinggalkan akan berpengaruh kepada kesehatan, rezeki, nasib dan kualitas hidup kita. Seperti halnya sunnah rawatib yang menjadi pasangan dari shalat wajib, itu juga sunnah muakkad. Bila tidak dilaksanakan maka ibarat burung yang punya sayap dan tidak mau terbang. Amal kita tidak akan naik ke atas langit bila sunnah muakkad (rawatib) ditinggalkan. Begitu juga shalah Dhuha. Darimana dasarnya, ada satu riwayat dari Abu Hurairah yang mewasiatkan tiga hal yang tidak akan pernah aku tinggalkan, salah satunya adalah sholat Dhuha.

Lalu kenapa kita tidak terbiasa melaksanakan shalat Dhuha? Paling tidak ada tiga alasan mengapa kita menjadi tidak terbiasa melaksanakan shalat Dhuha ini, antara lain:

1. Tidak tahu, kalau kita tahu niscaya kita akan terdorong untuk terbiasa melakukan sholat Dhuha.

2. Tidak terbiasa berada di tengah-tengah orang yang rajin dan terbiasa melakukan sholat Dhuha.

3. Sistem pendidikan kita secara tidak sadar membuat kita tidak terbiasa melakukan sholat Dhuha, tidak terbiasa mencintai Rasulullah. Dari sebab tidak dikenalnya sholat Dhuha sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar